HALIMUN: REMAJA

REMAJA


Kata remaja berasal dari kata latin adolescere (kata bendanya adolescentia yang berarti remaja) yang berarti tumbuh atau menjadi dewasa. Menurut Jean Piaget, secara psikologi masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingat orang-orang yang lebih tua melainkan berasa dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak. Sedangkan menurut WHO (1974) remaja adalah suatu masa dimana:
  1. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya saat ia mencapai kematangan seksual.
  2. Individu mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.
  3. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi ynag penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.
     Lalu bagaimana pengertian istilah remaja di Indonesia? Dra. Singgih Gunarsa dan suami (1981) mengatakan bahwa batas usia masa remaja Indonesia adalah 12-23 tahun dengan rincian usia 12/13 sampai 17/18 disebut remaja awal dan usia 17/18-21/22 disebut remaja akhir. Namun definisi remaja ini dibatasi khusus untuk yang belum menikah. Menilik lebih dala, dalam parohan akhir periode pubertas atau parihan awal masa remaja awal, terdapat gejala-gejala yang disebut gejala-gejala negative phase. Hurlock menguraikan gejala-gejala negative phase tersebut sebagai berikut:
  1. Keinginan untuk menyendiri.
  2. Berkurang kemauan untuk bekerja.
  3. Kurang koordinasi fungsi-fungsi tubuh.
  4. Kejemuan.
  5. Kegelisahan.
  6. Pertentangan sosial.
  7. Penantangan terhadap kewibawaan orang dewasa.
  8. Kepekaan perasaan.
  9. Kurang percaya diri.
  10. Mulai timbul minat pada lawan seks.
  11. Kepekaan perasaan-susila.
  12. Kesukaan berkhayal.

A.     CIRI-CIRI REMAJA AWAL

1. Ketakstabilan keadaan perasaan dan emosi
GranvilleStanley Hall menyebut masa remaja sebagai perasaan yang sangat peka, dalam arti remaja mengalami badai dan topan dalam kehidupan perasaandan emosinya (storm and stress). Tidak heran jika kita jumpai seorang remaja sangat bergairah dalam bekerja lalu tiba-tiba menjadi rasa sedih yang meledak-ledak, sahabat menjadi cinta, dll.


2. Hal sikap dan moral, terutama menonjol menjelang akhir remaja awal (15-17 tahun)
    Organ-organ seks yang telah matang menyebabkan remaja mendekati lawan seksnya, sehingga ada keberanian untuk menunjukkan sex appeal dan melakukan tindakan-tindakan yang menyerempet bahaya yang dinilai masyarakat kurang sopan. Dan keadaan inilah kemudian sering timbul masalah dengan orang tua / orang dewasa lainnya.

3. Hal kecerdasan / kemampuan mental
    Menurut Alfred Binet, pada usia 12 tahun kemampuan remaja untuk emngerti informasi abstrak, baru sempurna. Kemudian pada usia 14 tahun remaja sudah mengambil kesimpulan dan informasi abstrak secara sempurna. Akibatnya si remaja pada usia awal ini suka menolak hal-hal yang tidak masuk akal apalagi jika tidak disertai alasan yang rasional.

4. Hal status remaja awal sulit ditentukan
    Si remaja awal mendapat sumber kebingungan karena di lain waktu orang dewasa enggan memberinya tanggung jawab karena ia dianggap masih kekanak-kanakan. Namum, di lain kesempatan si remaja awal sering mendapat teguran sebagai orang yang sudah besar jika sedang melakukan hal yang kekanak-kanakan.

5. Walhasil, remaja awal banyak mengalami masalah
    Antara lain ciri-ciri tersebut di atas, menjadikan remaja awal sebagai individu yang banyak masalah di hadapannya. Sebab-sebab lain adalah karena kemampuaaaan berfikir remaja awal yang dikuasai oleh emosionalitasnya, berkurangnya bantuan dari orang dewasa dalam memcahkan masalahnya (bukan karena orang dewaa tidak mau membantu, tetapi remaja awal sendiri yang menolak lantaran dengan dia merasa lebih mampu dan menganggap orang dewasa terlalu tua untuk memahami perasaan, emosi, sikap, kemampuan pikir dan status mereka).

6. Masa remaja awal adalah masa yang kritis
    Dikatakan krits karena remaja awal dihadapkan pada soal apakah ia dapat menghadapi da memecahkan masalahnya atau tidak.

B. CIRI-CIRI REMAJA AKHIR

1. Stabilitas timbul dan meningkat
    Dalam hal ini, orang tua yang lebih demokratus lebih menunjang cepatnya proses menjadi stabil. Hal ini dikarenakan remaja akan lebih berkesempatan banyak mengurusi keperluan-keperluannya sendiri, membuat rencana, membuat alternatif, mengambil keputusan sendiri serta bertanggung jawab terhadap keputusan-keputusannya.

2. Citra diri sikap pandangan yang lebih realistis
    Remaja mulai menilai diirnya sebagaimana adanya, menghargai miliknya, keluarganya, orang-orang lain seperti keadaan sesungguhnya. Dari sini kemudian akan timbul keadaan sesungguhnya. Disini kemudian akan timbul perasaan puas & menjauhkan mereka dari rasa      kecewa.
3. Menghadapi masalahnya secara lebih matang
    Remaja memecahkan masalah dengan usaha sendiri secara lebih matang dan realistis, baik dengan biskusi-diskusi ataupun sekedar bertanya-tanya kepada teman sebaya dan orang dewasa. Langkah-langkah pemecahan masalah itu mengarahkan remaja akhir pada tingkah laku yang lebih well adjusted, lebih dapat menyesuaikan diri dalam banyak situasi perasaan-perasaan sendiri.
4. Perasaan lebih tenang
    Oleh karena mereka lebih realistis entah dalam sikap, minat, cita-cita, maka mengakibatkan mereka tidak terlalu kecewa atas kegagalan-kegagalan kecil yang dijumpai. Dan remaja akan lebih kuat jika mereka mendapat respek dari orang dewasa di sekelilingnya.

        Ciri-ciri remaja awal dan akhir di atas merupakan ciri-ciri remaja awal dan akhir pada umumnya. Penyimpangan-penyimpangan dari hal-hal yang umum ini sangat mungkin terjadi sebagai akibat dari berbagai ragam pengaruh, misalnya pengaruh situasi dan kondisi lingkungan keluarga dan masyarakat serta lingkungan kelompok teman-teman sepergaulan mereka.


Pengertian Remaja Menurut Para Ahli
Pengertian RemajaRemaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Pasa masa ini sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua.
Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/ fungsi untuk memasuki masa dewasa.
Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Sedangkan pengertian remaja menurut Zakiah Darajat (1990: 23) adalah:
masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang.

Pengertian Remaja
Hal senada diungkapkan oleh Santrock (2003: 26) bahwa adolescene diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional.
Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12 – 15 tahun = masa remaja awal, 15 – 18 tahun = masa remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun = masa remaja akhir.  Tetapi Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu masa pra-remaja 10 – 12 tahun, masa remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja pertengahan 15 – 18 tahun, dan masa remaja akhir 18 – 21 tahun (Deswita, 2006:  192)
Definisi remaja yang dipaparkan oleh Sri Rumini & Siti Sundari, Zakiah Darajat, dan Santrock tersebut menggambarkan bahwa masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa dengan rentang usia antara 12-22 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi proses pematangan baik itu pematangan fisik, maupun psikologis.
Ciri-ciri Masa Remaja

Masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada masa remaja terjadi perubahan yang cepat baik secara fisik, maupun psikologis. Ada beberapa perubahan yang terjadi selama masa remaja.

1). Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang dikenal dengan sebagai masa storm & stress. Peningkatan emosional ini merupakan hasil dari perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada masa remaja. Dari segi kondisi sosial, peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa remaja berada dalam kondisi baru yang berbeda dari masa sebelumnya. Pada masa ini banyak tuntutan dan tekanan yang ditujukan pada remaja, misalnya mereka diharapkan untuk tidak lagi bertingkah seperti anak-anak, mereka harus lebih mandiri dan bertanggung jawab. Kemandirian dan tanggung jawab ini akan terbentuk seiring berjalannya waktu, dan akan nampak jelas pada remaja akhir yang duduk di awal-awal masa kuliah.

2). Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan seksual. Terkadang perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin akan diri dan kemampuan mereka sendiri. Perubahan fisik yang terjadi secara cepat, baik perubahan internal seperti sistem sirkulasi, pencernaan, dan sistem respirasi maupun perubahan eksternal seperti tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh terhadap konsep diri remaja.

3). Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang lain. Selama masa remaja banyak hal-hal yang menarik bagi dirinya dibawa dari masa kanak-kanak digantikan dengan hal menarik yang baru dan lebih matang. Hal ini juga dikarenakan adanya tanggung jawab yang lebih besar pada masa remaja, maka remaja diharapkan untuk dapat mengarahkan ketertarikan mereka pada hal-hal yang lebih penting. Perubahan juga terjadi dalam hubungan dengan orang lain. Remaja tidak lagi berhubungan hanya dengan individu dari jenis kelamin yang sama, tetapi juga dengan lawan jenis, dan dengan orang dewasa.

4).Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-kanak menjadi kurang penting karena sudah mendekati dewasa.

5).Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan yang terjadi. Di satu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi di sisi lain mereka takut akan tanggung jawab yang menyertai kebebasan tersebut, serta meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul tanggung jawab tersebut.

Tahapan Perkembangan Remaja

http://manjilala.info/wp-content/uploads/2012/06/kata-mutiara-remaja-300x196.jpg

Remaja awal (11-13 tahun)

Perkembangan fisik

Beberapa perkembangan fisik yang terjadi pada periode ini adalah pertumbuhan rambut pada beberapa area tubuh, meningkatnya produksi dan pengeluaran keringat serta minyak pada rambut dan kulit, kejadian ini biasa juga disebut dengan istilah tanda-tanda pubertas pada seseorang.
Pada remaja perempuan, payudara mulai mengalami pembesaran serta mulai mengalami menstruasi, sedangkan pada remaja laki-laki, alat kelamin mulai mengalami pertumbuhan, mimpi basah serta perubahan suara. Periode ini juga merupakan periode dimana berat badan dan tinggi badan mengalami perkembangan yang luar biasa.

Perkembangan Kognitif

Pada tahapan ini, kemampuan berfikir mulai tumbuh dan pada umumnya sudah mulai berfikir tentang masa depan meskipun dalam taraf terbatas dan aspek moral selalu menjadi perhatian.

Perkembangan Sosial-Emosional

Remaja pada tahapan ini mulai berusaha menunjukkan identitas dirinya,  muncul perasaan canggung  saat bertemu dengan seseorang, konflik dengan orang tua meningkat, pengaruh teman sebaya sangat besar, memiliki perasaan bebas dan tidak mau diatur, memiliki kecenderungan berperilaku kekanak-kanakan khususnya jika mereka mengalami stress, sifat moodi meningkat, ketertarikan kepada lawan jenis juga meningkat.

Remaja pertengahan (14-18 tahun)

 

Perkembangan fisik

Pertumbuhan pubertas pada tahapan ini sudah sempurna, disisi lain pertumbuhan fisik pada perempuan mulai melambat akan tetapi pada remaja laki-laki terus berlanjut.

Perkembangan Kognitif

Kemampuan berfikir terus meningkat, sudah mulai mampu menetapkan sebuah tujuan, tertarik pada hal-hal yang lebih rasional dan mulai berfikir tentang makna sebuah kehidupan


Perkembangan Sosial-Emosional

Pada periode ini, remaja mulai melibatkan diri secara intens dalam sebuah kegiatan yang ia senangi, mengalami perubahan dari harapan yang tinggi tetapi dengan konsep diri yang kurang. Body Image terus berlanjut, kecenderungan untuk jauh dari orang tua semakin meningkat dan semakin ingin bebas dari orang tua, pengaruh teman sebaya juga masih sangat kuat, issu popularitas bisa mejadi sangat penting dalam periode ini, perasaan cinta dan gairah pada lawan jenis semakin meningkat.

Remaja akhir (19-24 tahun)

Perkembangan fisik

Pertumbuhan fisik pada remaja putri biasanya sudah mencapai pada puncaknya atau sudah sempurna, sedangkan pada remaja putra, masih terus berlanjut khususnya pada peningkatan berat, tinggi, massa otot dan rambut pada tubuh.

Perkembangan Kognitif

Mereka sudah mulai memiliki kemampuan untuk memikirkan sebuah ide mulai dari awal sampai akhir, kemampuan untuk menunda kepuasan atau kegembiraan, mulai peduli pada masa depan dan berpikir rasional.

Perkembangan Sosial-Emosional

Identitas diri semakin kuat, termasuk identitas seksual, stabilitas emosi dan kepedulian terhadap orang lain semakin meningkat, semakin mandiri, hubungan antar teman sebaya tetap menjadi issu yang penting dan hubungan dengan lawan jenis semakin serius.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © HALIMUN Urang-kurai